SLIDER

I buried my dream, but it grew instead

Ketika kuliah, saya punya mimpi untuk meneruskan kuliah sampai S3. Entah bagaimana caranya, saya dulu berpikir yang penting punya cita-citanya dulu. Meskipun saya sudah tidak terlalu menikmati jurusan politik, tapi saya senang berada di lingkungan belajar. Saya senang ketika duduk di kelas dan mendengar dosen berceramah, lalu bertanya tentang hal-hal yang belum saya pahami.

Photo by Amar Syazwan Rosman on Unsplash

Impian itu sempat terasa begitu nyata, dan seperti tampak di depan mata sampai akhirnya berangsur-angsur pudar. Banyak sebabnya, salah satunya karena realita. 😅

Ketika memutuskan untuk menikah, salah seorang teman pernah berkata, "aku akan kehilangan kamu." Meskipun saat itu saya paham maksudnya, saya merasa hal itu tidak mungkin terjadi. Karena saya adalah orang yang 'ambisius'. Saya tidak mau mengalah, dan saya berpikir pernikahan tidak akan mungkin menghalangi saya untuk menjadi diri saya saat itu. Tapi ternyata dia benar. Kehidupan pernikahan membuat saya harus memikirkan ulang semua rencana yang sudah buat sebelumnya. Di postingan ini postingan ini saya pernah menuliskan beberapanya, dan nyatanya memang cita-cita yang satu itu 'terpaksa' saya kubur karena saya mesti sadar bahwa keadaan tidak memungkinkan untuk mengejarnya.

Tapi ternyata bukannya musnah, mimpi itu sepertinya justru mengakar dan mulai tumbuh. Dan seperti beberapa tanaman, kadang apa yang ditanam tidak tumbuh seperti harapan. Mimpi saya untuk kuliah masih tetap sama, tapi minat itu sepertinya berevolusi. Beberapa waktu belakangan ini saya sadar mulai tertarik pada dunia pendidikan dan psikologi, meskipun saya masih sangat sanksi pada ketertarikan ini. Tapi yang pasti, saya jadi sangat suka mengulik dan stalking orang-orang yang belajar bahasa di sosial media maupun  YouTube.

Belum lama ini suami juga sempat menyinggung tentang kemungkinan saya menjadi dosen, kalau saya mau melanjutkan kuliah. Saya sendiri tidak terlalu antusias menyambut tawarannya, karena saya sudah tidak terlalu ingin jadi dosen walaupun mungkin kalau tawaran itu datang akan saya terima juga. Saya tidak mau kuliah lagi 'hanya' agar bisa menjadi dosen. Sejak awal memang hasrat saya kuliah itu untuk belajar. Tok. Dan itu bukan alasan yang menguntungkan untuk membayar biaaya kuliah yang makin  ke sini makin ke atas.

Lalu setelah saya pikir-pikir, kalau begitu sebenarnya tidak apa-apa minat untuk kuliah itu saya pelihara saja. Toh tidak pernah ada batasan usia untuk menuntut ilmu. Untuk saat ini, saya bisa mencukupkan diri belajar hal-hal yang bisa saya pelajari sendiri sambil menunggu kesempatan itu datang sendiri.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Zuzu Syuhada • Theme by Maira G.