SLIDER

The Apothecary Diaries; another favorite I couldn't resist

Saya nggak punya ekspektasi apa-apa waktu menonton anime ini. Nggak ada satupun yang merekomendasikan, nggak ada satu pun informasi tentangnya. Pokoknya murni ngasal klik aja karena gabut, seperti biasa. Bahkan awalnya saya pikir nggak pengen nonton karena style gambarnya yang lebih mirip anime China, entah saya lupa apa istilahnya. Tapi ya itu tadi, kalau sudah jodoh tuh akan ada saja jalan yang dipilihkan Tuhan supaya ketemu. 😜

A young maiden is kidnapped and sold into servitude at the emperor's palace, where she secretly employs her pharmacist skills with the help of the head eunuch to unravel medical mysteries in the inner court.

Berlatarbelakang Kekaisaran China di masa Dinasti Tang, The Apothecary Diaries bercerita tentang Maomao, seorang apoteker amatir yang tinggal di Distrik Hiburan, semacam lokalisasi nggak jauh dari Istana. Maomao hidup bersama seorang tabib tua di balik Distrik dan sangat akrab dengan rumah bordil yang paling prestisius. Minatnya pada ilmu pengetahuan dan racun membuat dia jadi sangat cerdas di usianya yang masih 17 tahun. Suatu pagi, dia diculik oleh sekelompok preman dan dijual menjadi pelayan di istana harem. Salah satu bagian istana yang berisi selir-selir raja dan para kasim.


Selama di istana, dia sengaja menyembunyikan kecerdasannya karena ingin hidup tenang. Selain itu, gajinya sebagai pelayan akan selalu dibagi dengan para penculik yang mengaku sebagai walinya. Kalau pihak istana tahu dia cerdas, maka gajinya akan lebih besar dan itu artinya mereka akan dapat jatah uang lebih juga. Maomao nggak rela berbagi uang dengan para penculik itu, sehingga dia pura-pura bodoh saja. Hanya sesekali dia membantu temannya membaca label di tumpukan pakaian yang harus mereka cuci.

Namun keadaan berubah ketika 2 bayi anak selir tertinggi mengalami sakit yang sama. Tabib istana harem yang tidak kompeten tidak mampu mengobati dan terjadi perseteruan antar 2 selir itu. Mereka menyangka masing-masing telah mengutuk anak mereka sehingga anak mereka sakit. Maomao yang cerdas dan kepoan langsung bisa menebak penyebab sakitnya 2 bayi itu, dan berusaha meninggalkan pesan untuk para selir tentang cara mengobati bayinya melalui surat yang dia tulis di kain seragamnya dan diikatkan pada ranting bunga di paviliun masing-masing selir.

Salah satu selir (Selir Gyokuyo) menuruti pesan itu dan bayinya sembuh. Lalu dia meminta pemimpin kasim (Jinshi) untuk mencari tahu siapa pengirim surat yang telah menyelamatkan anaknya. Nggak butuh waktu lama, Maomao langsung diangkat menjadi pelayan khusus Selir Gyokuyo sebagai pencicip makanan. Jinshi yang tertarik dengan kemampuan Maomao juga jadi sering meminta bantuan setiap kali ada kasus baru yang terjadi di lingkungan istana.

Menarik sejak episode pertama

Like I said, saya nggak tahu apa-apa waktu nonton anime ini. Awalnya saya pikir anime ini bergenre romance semacam My Happy Marriage simply karena posternya cuma berisi gambar Maomao dan Jinshi. Tapi ternyata saya salah besar. The Apothecary Diaries adalah salah satu contoh cerita yang bisa langsung ngasih plot menarik dengan karakter yang beragam dan dukungan musik yang sukses membuat tema berat jadi terkesan ringan. Ditambah dengan animasi yang cute dan dialog-dialog sarkas, bikin saya berkali-kali ketawa geli. Bisa dibilang The Apothecary Diaries ini bertema Sherlock Holmes dengan vibe ringan dan lucu. Dengan tema misteri pembunuhan yang selalu baru di tiap episode, saya jadi nggak bosen seperti ketika nonton Demon Slayer. #eh

Karena judulnya diary, maka cerita yang disajikan pun nggak jauh-jauh dari keseharian Maomao di istana dan kita akan selalu mendengar 'isi hati' Maomao ketika berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan gaya cerita seperti itu, kita jadi mudah mengenali karakter Maomao yang memang sudah kuat. I mean, karakter perempuan cerdas memang selalu menarik kan?! Ditambah dengan sifat yang ceplas-ceplos dan polos, membuat Maomao menjadi karakter yang mudah disukai. Jauh berbeda dengan Sherlock Holmes yang terkesan sombong dan arogan, Maomao justru digambarkan polos pada hal-hal tertentu walaupun punya banyak pengalaman dengan para pelacur di Distrik Hiburan. Selain itu, dia sangat tahu bagaimana menempatkan diri ketika berinteraksi. Padahal biasanya, orang-orang dengan karakter seperti Maomao itu jadi anomali. Tapi melihat Maomao, saya seperti disemangatin kalau orang-orang seperti kami akan bisa diterima jika berada di lingkungan yang tepat. Yang paham pada kalimat-kalimat sarkas dan sindiran halus. 😁

Interrelated mysteries

Setiap satu misteri terpecahkan, akan langsung disusul dengan kejadian lain. Pada episode-episode awal, kasus-kasus ini membantu kita memahami latar belakang Maomao dan kehidupan macam apa yang dijalaninya. Kita dikenalkan dengan bagaimana cara Maomao menganalisis situasi dan orang-orang di sekitarnya sekaligus dibuat penasaran dengan karakter-karakter itu. Siapa Maomao sebenarnya, apakah Jinshi benar-benar seorang Kasim, kehidupan para selir dan kompetisinya, dan segala kondisi sosial yang diceritakan lewat POV Maomao. Setelah cukup bikin penasarannya, barulah misteri yang saling berkaitan muncul yang nanti akan mengungkap sedikit demi sedikit kenyataan yang selama ini ditutupi oleh Maomao dan Jinshi.

Kisah cinta yang bukan sekadar bumbu

Dengan latar belakang lokalisasi dan istana harem, cerita Maomao tentu tidak pernah jauh-jauh dari interaksi laki-laki dan perempuan dengan motivasi transaksional. Namun di episode 3 kita disuguhi kisah cinta syahdu yang membuat Selir Gyokuyo iri. Interaksi Maomao dan Jinshi pun memberi warna lain tentang ekspresi cinta dan kasih sayang. Dan tentu saja, bagian akhir anime bikin saya meneteskan air mata bahagia dan lega. Ending yang nggak nggantung walaupun disampaikan dengan samar-samar oleh Maomao justru membuat saya makin penasaran, seperti apa kelanjutan kehidupannya di istana setelah identitasnya diketahui oleh Jinshi.

Overall, saya sangat suka The Apothecary Diaries dan sekarang sedang melanjutkan membaca manganya. Semenarik itu ceritanya sampai saya nggak sabar menunggu tahun depan untuk menonton animenya. Tapi, setelah mengajak suami nonton sampai 10 episode tadi malam sepertinya saya bisa bilang bahwa anime ini bukan untuk semua orang. Apalagi orang-orang yang nggak suka mikir. Karena bahkan dengan bantuan pembawaan ringan pun, suami saya masih nggak paham apapun dari anime ini dan menyerah, nggak mau ngelanjutin lagi. Jadi, kalau kalian nggak suka sama cerita Sherlock Holmes bisa dipastikan kalian juga nggak akan suka sama anime ini.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Zuzu Syuhada • Theme by Maira G.