SLIDER

What I've been doing in 2024

Selasa, 31 Desember 2024

Awal tahun ini saya nggak bikin resolusi atau target apa-apa, hanya melanjutkan apapun yang sudah saya kerjakan sebelumnya. Nggak punya buku journal dan hanya ngandelin Google Calendar yang ternyata juga nggak terlalu dipakai, pokoknya ngalir aja kayak air comberan. Nyatanya hidup saya tetap baik-baik saja dan semua kegiatan tetap berjalan walaupun saya nggak yakin kalau semuanya lancar. Dan setelah saya bolak-balik ngintip refleksi tahunan di postingan tahun-tahun sebelumnya, memang kekacauan saya ketika punya planner masih jauh lebih baik daripada ketika saya nggak merencanakan apa-apa. Jadi saya memutuskan untuk membeli Hobonichi Techo Original yang harganya bikin nangis bulan Oktober kemarin. Beneran saya ngedumel sendiri setelah transfer ke jastipnya karena belagu banget beli journal semahal itu, tapi setelah barangnya datang ya senang-senang aja sih.

Jadi, apa yang terjadi selama tahun 2024 ini? 6 bulan pertama jujur saya nggak terlalu ingat. Nggak ngejournal, sih! Yang saya ingat adalah momen pertemuan saya dengan Maomao yang membuat saya bahagia luar biasa sampai baca novelnya berhari-hari tanpa jeda. Walaupun itu bukan pencapaian, tapi bagi saya itu adalah salah satu masa yang paling membahagiakan di tahun ini.

Kalau membicarakan pencapaian, sepertinya nggak banyak yang bisa dibanggakan tapi setidaknya peristiwa-peristiwa penting yang ingin saya ingat kurang lebih seperti ini;

Fami bi Syauqin

Setelah lebaran, saya bertekad untuk meningkatkan kuantitas tilawah harian into the next level. Saya nggak mau cuma khatam sebulan sekali. Karena saya tahu bahwa saya paling malas muroja'ah, maka cara paling efektif untuk menjaga hafalan adalah memperbanyak tilawah. Dan alhamdulillah ada program namanya Fami bi Syauqin yang dibimbing oleh seorang pengasuh pondok pesantren di Riau. Beliau bikin komunitas di WA dimana membernya wajib membaca Al-Quran sesuai dengan yang sudah dijadwalkan dan harus laporan tiap hari. Saya berhasil menjalani program itu sampai akhirnya pekerjaan menjadi guru menyerang.

Ngajar lagi

Episode hidup yang ini sudah lumayan sering saya tuliskan ceritanya. Sejak Agustus kemarin saya mulai kerja lagi. Ngajar di sebuah SMA IT di kota saya. Kenapa kok ngajar lagi? Kok malah IT lagi? Ya karena adanya itu, dan saya butuh uang buat jajan 😄. Ternyata buat ngongkosin jajan buku itu mahal, gaes. Saya yang cuma manusia pinggiran ini nggak bisa minta sama suami untuk jadi sponsor keborosan yang bisa kami gagal kaya.

Alasan lainnya karena dari dulu sebenarnya saya penasaran apakah saya bisa jadi guru SMA. Karena selama ini cuma ngajar SMP, saya merasa kalau saya bisa lebih banyak diskusi dengan anak SMA yang secara usia sudah sedikit lebih matang. Mungkin nggak sepenuhnya terbukti benar, karena nyatanya anak-anak SMA yang saya temui saat ini kebanyakan masih bocah juga pola pikirnya, tapi paling nggak saya punya teman-teman kerja yang baik. Itu saja cuku. Oh, gaji juga.

Muraja'ah

Setelah ngajar lagi, program fami bi syauqin jadi kacau balau. Tapi saya berhasil setoran muraja'ah ke teman ngajar. Alhamdulillah itu bikin saya semangat. 

***

Untuk tahun 2025, saya sudah merencanakan beberapa hal tapi masih agak segan untuk menulisnya di sini. Tapi yang jelas, planner saya saat ini ada di Hobonichi dan Notion. Saya suka banget sama kedua planner itu dan berharap banyak, mudah-mudahan ada progress yang cukup signifikan dari diri saya di tahun depan.

© Zuzu Syuhada • Theme by Maira G.