Catatan Baca: Adab dan Kiat dalam Menggapai Ilmu (bag. 3)
"Tidaklah seseorang itu menjadi orang yang bertakwa, hingga dia benar-benar lebih mengoreksi dirinya sendiri dibandingkan mengoreksi temannya. Dan hingga dia mengetahui dengan pasti dari manakah dia mendapatkan pakaiannya, makanannya dan juga minumannya?"
Nasihat pertama yang disampaikan pada bagian ini adalah ajakan untuk muhasabah. Mengoreksi diri sendiri secara jujur dan tidak mencari-cari alasan yang berujung melegalkan perbuatan salah diri sendiri. Bagi saya, nasihat ini sangat penting untuk penuntut ilmu terutama orang-orang yang sedang berhijrah. Seringkali ketika mendengar nasihat, yang kita lihat justru orang lain. Bukan diri sendiri.
Saya kemudian mencari-cari artikel yang menjelaskan tentang self-reflection dan menemukan salah satu artikel dari Harvard Business Review. Dalam artikel itu dijelaskan bahwa refleksi diri merupakan salah satu proses belajar, melihat kembali ke masa lalu (tanpa prasangka atau penyesalan) untuk merenungkan perilaku kita dan konsekuensinya. Hal ini membutuhkan duduk bersama diri sendiri, mengambil waktu sejenak untuk memikirkan apa yang terjadi, apa yang berhasil, apa yang tidak, apa yang bisa dilakukan, dan apa yang tidak. Refleksi membutuhkan keberanian. Hal ini membutuhkan perhatian dan kesengajaan.
Being at the “top of your game” only comes when you extract from your past how to engage the future.
Di dalam buku ini sendiri pun disebutkan bagaimana cara melakukan releksi diri yang bertujuan mengoreksi, yaitu;
Pertama, berdoa dengan sungguh-sungguh
Kedua, senantiasa bersemangat mencari waktu untuk mengoreksi diri
Ketiga, menerima nasihat dari orang lain, jika orang yang menasihatinya itu benar
Keempat, meminta nasihat dari orang yang berilmu dan orang shalih.
Kemudian di bab berikutnya tentang adab penuntut ilmu di masjid, saya merangkum 5 hal;
- Bersegera menuju ke masjid dan bersemangat dalam hal ini bagi penuntut ilmu memiliki pengaruh yang kuat kepada para jama'ah yang shalat bersamanya, karena sesungguhnya pengaruh perbuatan lebih kuat daripada pengaruh perkataan
- Menyampaikan ilmu semampunya kepada para jama'ah
- Membacakan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang terjadi ketika permasalahan itu terjadi
- Mengadakan majelis-majelis pengajaran Al-Quran
- Mengundang para syaikh dan penuntut ilmu untuk turut serta menyebarkan ilmu.
Dalam bergaul dengan jama'ah di masjid, hendaknya kita bersikap pertengahan terutama jika berperan sebagai imam. Hendaknya seorang imam menghindari sikap berlebihan dan meremehkan sikap syar'i yang seharusnya dilakukan yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip syari'at.
Sementara ketika di rumah, seorang penuntut ilmu harus sangat memperhatikan keluarganya terutama anak-anaknya. Memberika teladan dengan beribadah di hadapan anak-anaknya agar hal tersebut tertanam kuat di dalam benak mereka. Beberapa yang harus diajarkan orang tua kepada anaknya adalah; Iman, Islam, Al-Quran, ihsan; tata cara mandi, tata cara wudhu, tata cara tayammum, tata cara shalat, hal-hal wajib dan sunnah-sunnah utama lainnya.
'Segeralah mengajari anak-anak kalian sebelum dia disibukkan dengan berbagai kesibukan, sehingga benaknya menjadi terpecah belah.' (al-Mawardi)
Highlight: Membaca/mempelajari tentang pendidikan anak
Kita juga dilarang untuk begadang karena banyaknya keburukan yang bisa timbul karenanya.
![]() |
Photo by nine koepfer on Unsplash |
Tidak ada komentar
Posting Komentar