Selama bulan April saya beli cukup banyak buku. Niatnya sih untuk persiapan Ramadan. Dan karena sebagiannya sudah tidak terbit lagi, jadi tidak akan saya ikut sertakan di postingan ini. Nah, bulan Mei rencananya saya mau menghemat. Di awal bulan saya cuma beli 2 buku, tapi begitu peristiwa Syaikh Jarrah menjadi viral dan kesadaran dunia tentang tragedi penjajahan di Palestina makin meluas, saya memutuskan untuk kembali melihat lebih jauh juga ke sana.
Saya baru sadar kalau selama ini saya belum pernah membaca literatur yang khusus membahas atau menceritakan tentang Palestina. Lalu ketika beberapa akun bookstagram merekomendasikan buku-buku yang related dengan Palestina, saya pun khilaf. Totalnya jadi ada 11 buku yang akan kita intip isinya di book haul kali ini. 9 buku fisik dan 2 buku digital. Kita mulai pamernya ya...
The Phantom of The Opera (Gaston Leroux)
Sejujurnya saya juga kurang tahu (yakin) novel ini bercerita tentang apa. Sependek yang saya simak dari salah satu
booktuber favorit saya, Emma, novel ini bercerita tentang kehidupan di balik panggung opera di Perancis. Pertama kali diterbitkan tahun 1911, novel ini sudah sangat sering diadaptasi dalam bentuk pertunjukan opera sampai saat ini. Bahkan ada filmnya juga, tapi saya belum nonton. Karena sefenomenal itu, saya penasaran banget sama novel satu ini. Sudah sempat cari-cari juga di marketplace dan ketemu terjemahannya. Tapi ternyata ketika kemarin iseng ngetik judulnya di Kindle, muncul satu versi ini yang gratis jadi saya langsung checkout deh.
Ada banyak publisher yang menerbitkan novel ini, dan saya nggak tahu di Kindle masih gratis atau nggak karena sejujurnya saya benar-benar baru memakai Kindle. Kalau kalian penasaran juga sama novel ini dan ingin baca terjemahannya bisa cari di marketplace. Setahu saya Gramedia punya satu versi yang covernya lebih imut. Tapi di Google Play Book juga ada yang versi Serambi dan harganya hanya sekitar Rp. 15.000 saja.
Penyebab saya membuka Kindle adalah buku ini. Berawal dari postingan salah satu publisher buku-buku Islam di London, Kube Publishing yang menggratiskan buku ini khusus di Kindle jadi saya nggak mau melewatkan kesempatan itu. Sampai tulisan ini saya posting, buku ini masih gratis lho... Jadi lebih baik kalian segera buka akun Kindle.
Buku ini tidak terlalu tebal, hanya 184 halaman. Merupakan laporan harian tentang tragedi penyerangan Israel di Gaza selama 22 hari di bulan Desember 2008 - Januari 2009. Penulisnya sendiri, Vittorio Arrigoni adalah seorang aktivis kemanusiaan berdarah Italia yang menjadi relawan ketika peristiwa itu terjadi, bergabung dengan Bulan Sabit Merah Palestina. Yang menjadi buku ini menjadi lebih menarik adalah adanya pengantar dari Ilan Pappé, seorang sejarawan berdarah Israel yang juga sedang saya incar buku-bukunya.
I Saw Ramallah (Murid Barghutsi)
Buku ini adalah salah satu Palestinian Literatur yang paling direkomendasikan yang ada terjemahan Bahasa Indonesia. Sejujurnya saya cukup kaget waktu mengetahuinya. Dan ketika membaca sinopsis Bahasa Indonesianya, saya cukup kecewa karena sinopsisnya merupakan terjemahan sinopsis dari yang berbahasa Inggris. Yaaa nggak pa-pa sih, tapi karena terjemahan sinopsisnya saja tidak teratur dan sulit dimengerti, jadi saya masih belum siap untuk membaca isi bukunya.
Dari sinopsisnya, kita bisa mengetahui bahwa I Saw Ramallah adalah sebuah memoir dari penulisnya sendiri. Terusir dari tanah kelahirannya, Murid mengungkapkan perasaannya tentang kenangan masa kecil dan tanah air yang tak dikenalinya lagi. Nanti kalau hati saya sudah lebih siap, insyaAllah saya akan baca buku yang mendapatkan penghargaan ini.
In Searh of Fatima (Ghada Karmi)
Tidak terlalu berbeda dengan I Saw Ramallah, In Search of Fatima menceritakan masa kecil penulis yang terusir dari Palestina. Tidak banyak informasi yang saya dapatkan tentang buku ini, tapi karena ada terjemahan Bahasa Indonesia saya cukup yakin kalau dulu sepertinya buku ini cukup penting bagi rakyat Palestina yang bernasib sama dengan penulis, seperti di sinopsisnya disampaikan;
Berbicara untuk jutaan orang terlantar di seluruh dunia yang telah hidup tergantung di antara negara lama dan baru, tidak merasa cocok dengan keduanya, buku ini adalah eksplorasi yang intim dan bernuansa privasi yang lebih halus dari perpindahan psikologis dan hilangnya identitas.
Siapa sangka, seorang Syaikh yang kitab Sirahnya menjadi salah satu yang paling saya favoritkan ternyata pernah menulis kisah roman. Tapi, Mamu Zein bukanlah kisah fiksi. Kisah cinta remaja Kurdi di masa lalu ini ditulis ulang oleh Syaikh Al-Buthi ketika beliau bahkan belum menjadi ulama dan belum genap berusia 14 tahun. Bisa dibilang, Mamu Zein adalah karya pertama beliau dalam bidang kepenulisan. Membaca kata pengantar dari penerjemah buku ini membuat saya menjadi semakin kagum dengan beliau dan penasaran dengan kisah di dalam bukunya.
From Beirut to Jerusalem (dr. Ang Swee Chai)
Nama dr. Ang Swee Chai pertama kali saya temukan disebut oleh salah satu influencer muslimah yang saya follow di Instagram, Aida Azlin. Dan dari sekian banyak influencer yang bersuara tentang Palestina, hanya Aida yang menyebut namanya. Ternyata, dr. Ang Swee Chai adalah seorang Singaporean, sama sepertinya. Aida memberikan link video YouTube dimana dr. Swee memberikan
speech di acara TedX Talk dan menyinggung tentang Palestina di pidato itu. Dan karena saya terlalu mudah dipengaruhi, seketika saya ketikkan namanya di Google, lalu muncullah sederetan gambar buku. Saya lebih tidak menyangka ketika mengetahui bahwa buku itu diterbitkan oleh Mizan, yang artinya bukunya berbahasa Indonesia.
Begitu buku ini saya terima, saya langsung membacanya. Sampai saya menulis ini, sudah 108 halaman saya baca dari total 476 halaman. Mirip dengan Gaza Stay Human, buku ini adalah catatan pengalaman pribadi dr. Swee selama menjadi dokter relawan di kamp pengungsian Palestina. Dan buku ini juga yang menjadi alasan saya untuk tidak segera membaca buku-buku tentang Palestina yang lain. Karena hanya dengan membaca saja, saya bisa merasakan sesak di dada dan lelah luar biasa. Energi saya dikuras habis menyaksikan (membaca) penderitaan yang harus dialami orang-orang itu. Bahkan ketika menuliskan ini saja, saya sudah merasakan sesak lagi. Saya belum sanggup melanjutkan. Kalau kalian tidak bisa menemukan buku fisiknya di marketplace, beli saja versi EPub
di sini. Harganya tidak sampai Rp. 30.000'-.
Daerah Salju adalah sastra klasik dari Jepang yang lagi-lagi saya temukan dari review di video YouTube-nya Emma. Versi Bahasa Indonesia ini diterjemahkan oleh Matsuoka Kunio & Ajip Rosidi. Melihat kombinasi penerjemahnya, harusnya nilai sastranya tidak akan berkurang ya?! Tapi ketika membaca bagian awalnya, saya langsung kehilangan minat. Entahlah, mungkin karena terlalu banyak membaca kisah suram sebelumnya, jadi saya kurang tertarik. Padahal, Emma bilang dia tidak bisa berhenti memikirkan buku ini sejak selesai membacanya.
Snow Country (English) berkisah tentang Shimamura, laki-laki Tokyo yang mencoba mencari ketenangan di sebuah daerah terpencil bersalju dan Geisha-nya, Kumiko. Setelah saya mencoba membaca review tentang novel ini, memang banyak yang mengaku kurang bisa memahaminya. Kawabata lebih banyak mengungkap sisi psikologis para karakternya yang gelap dan rapuh. Jadi sepertinya wajar kalau saya butuh perasaan yang 'lengkap' kalau mau membacanya.
Your Sin is Not Greater Than God's Mercy (Nouman Ali Khan)
Kalian tidak perlu membeli buku ini, karena versi digital gratis bisa didapatkan di IPusnas. Lagipula buku ini sudah tidak terbit lagi. Tapi saya tetap masukkan di postingan ini karena menurut saya buku ini layak dibaca. Just because this is from ustadz Nouman.
Sebenarnya ini bukan tulisan beliau, namun merupakan transkrip ceramah beliau yang ada di YouTube lalu dibukukan oleh Noura Publishing. Link video dari tiap judul ceramah dicantumkan di bagian akhir buku. Saya sendiri suka sekali dengan gaya ceramah ustadz Nouman dan karena memang isi ceramahnya semenarik itu maka saya sengaja membeli buku ini untuk bisa saya baca-baca lagi nanti kalau saya merasa membutuhkan nasihat.
Sejujurnya saya juga kurang tahu tentang buku ini. Hanya karena dia muncul ketika saya mencari buku Palestina maka saya membelinya. Harganya pun murah, hanya sekitar Rp. 40.000,-. Kalau dilihat sekilas, buku ini merupakan kumpulan hasil riset tentang sejarah Timur Tengah pada umumnya, lalu terus memfokuskan kajiannya menuju Palestina. Bukunya tipis, hanya 120an halaman tapi menurut saya sudah cukup bagi saya untuk menguatkan pemahaman tentang isu Palestina.
Mengisahkan kehidupan seorang laki-laki Iran bernama Ali Fattah yang jatuh cinta kepada seorang perempuan bernama Mahtab, puteri dari pembantunya sendiri. Di pengantar, novel ini disebut bergenre roman sufistik, dimana kisah cinta dibalut tradisi religius. Yang lebih menarik lagi, novel ini diterjemahkan langsung dari bahasa aslinya, Persia. Kalau kalian peminat filsafat dan sufisme, pasti akan tertarik dengan novel ini.
Ketika
Mephy Napier, salah satu booktuber favorit saya yang lain mereview buku ini sambil menangis, saya langsung tahu kalau saya akan menyukainya juga. Novel ini merupakan novel yang fokus dengan karakter yang kuat. Tidak banyak plot yang terjadi, tapi kita akan diajak untuk mengenali tokoh-tokohnya dan menaruh simpati bahkan berempati kepadanya. Saya baru membaca 10 halaman novel ini dan seketika merasa peduli kepada Ove. Ove adalah laki-laki tua 59 tahun yang tinggal sendiri dan kesulitan beradaptasi dengan dunia dan manusianya hari ini. Setelah Merphy mereview, secara kebetulan beberapa bookstagramer yang saya temukan ternyata juga pernah membaca novel ini dan mereka semua menyukainya. Di cover bukunya, ditulis;
"Kau akan tertawa, menangis, bersimpati terhadap karakter temperamental yang kau temui dalam kisah ini" and I'm ready for that. Buku ini juga sudah diadaptasi menjadi film berbahasa Swedia, sesuai bahasa aslinya. Tapi belum lama ini saya dengar kabar angin kalau Hollywood mau membuat filmnya juga.
Sudah selesai pamernya. Saya minta maaf kalau kalian tidak bisa menemukan lagi buku-buku di atas, karena memang bukan buku populer. Tapi kalau kalian pernah dan ingin membaca salah satunya, please kasih tahu di kolom komentar ya...